MeraihMimpi. Cerpen Karangan: Bara Redinata. Kategori: Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Perjuangan, Cerpen Remaja. Lolos moderasi pada: 27 February 2021. Semua bermula ketika aku dinyatakan berhak mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) oleh sekolahku. Rasa bahagia sekaligus takut mulai menghantui diriku kala itu. CerpenBerjudul Mimpi Posted on 16/07/2019 by admin Kali ini kami akan menyajikan cerpen atau cerita pendek yang terbilang cukup unik dan seru untuk diikuti. silahkan simak dengan baik cerpen yang ada [] Meraih Mimpi" Cerpen Karya Adinda Desty 23/06/2021 Tursi Alki Literasi, Berita, Karya Siswa. yang bercerita tentang petualangan, persahabatan, nilai-nilai heroik dan perjuangan. Aku belum menemukan judul yang tepat untuk buku ini, tapi aku yakin jika suatu hari nanti, ketenaranan buku ini akan memawa harum namaku juga. Berikutrekomendasi film tentang perjuangan dalam meraih mimpi. 1. Laskar Pelangi 2. Menjadi sekuel dari filmnya yang pertama, film Laskar Pelangi 2 menceritakan tentang perjuangan dua orang laki-laki bernama Ikal (Lukman Sardi) dan Arai (Abimana Aryasatya) saat meneruskan kuliah di Prancis. Mencari ilmu di negeri orang memang tidaklah mudah 2 RECORD OF YOUTH (credit: imdb.com) RECORD OF YOUTH menjadi rekomendasi drama remaja terbaik yang wajib kalian tonton.Drakor RECORD OF YOUTH dirilis tahun 2020 lalu mengangkat genre drama dan romance.Diperankan oleh Park Bo-Gum dan Park So-Dam, RECORD OF YOUTH mengisahkan tentang tiga orang anak muda yang berjuang meraih mimpi mereka.. Di mana fokus utamanya pada tokoh bernama Sa Hye-Joon BV7azw8. ArticlePDF Available AbstractNovel Ranah 3 Warna merupakan novel kedua dari trilogi Negeri 5 Menara. Cerita fiksiyang diambil dari kisah nyata penulis ini telah menjadi novel best seller yang diterbitkanKompas Gramedia pada tahun 2009. Kisah dalam novel ini banyak memberikan inspirasidan merupakan salah satu novel pembangun jiwa. Penulis menuliskan setiap bab dalamnovel ini dalam bahasa yang mudah dibaca dan sesuai dengan latar belakang penulis, yaitujurnalis. Hal itu membuat novel ini memiliki karakteristik tersendiri dalam Man Shabara Zhafira siapa yang bersabar maka dia akan beruntung’ merupakankonsep penulisan yang subjektif dan mengajak pembaca tanpa harus memaksa dengan kata-kata hiperbola yang berlebihan. Selain itu, penulis menampakkan jati dirinya sebagai orangMelayu melalui kalimat pantun asli Minangkabau yang banyak berserakan di lembaran bukuini. Sebuah paradoks ditemukan ketika berada di negara orang lain. Rasa nasionalisme yangmuncul berbeda dengan berada di negara sendiri yang tidak pernah berada di posisi kompleksitas masalah, cara pemecahan, dan penggambaran setting tempatberlangsungnya cerita disampaikan dengan baik dan menjadi nilai tambah buku kedua biladibandingkan dengan buku pertamanya, Negeri 5 Menara. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 102RESENSI BUKUMENYIBAK PERJUANGAN MENGGAPAI MIMPI DAN CITA-CITA MELALUI “MAN SHABARA ZHAFIRA”Irani HoeronisBalai Bahasa Bandung, Jalan Sumbawa 11 Bandung 40113Telepon 081323864485, Pos-el nengira masuk 20 Maret 2012 – Revisi akhir 3 April 2012Identitas BukuJudul Ranah 3 WarnaPenerbit PT Gramedia Pustaka Utama, JakartaCetakan Ke-3Tahun Cetakan Januari 2011Jumlah Halaman 473Penulis Ahmad Fuadi 103 IRANI HOERONIS MENYIBAK PERJUANGAN MENGGAPAI MIMPI DAN CITA-CITA...Biodata Penulis BukuAhmad Fuadi lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau, tahun merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama diPondok Modern Gontor. Lulus kuliah Hubungan Internasional, Unpad, dia menjadiwartawan majalah Tempo. Tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S-2di School of Media and Public Affairs, George Washington University, USA. Sambil kuliah, diamenjadi koresponden Tempo dan wartawan Voice of America VOA. Tahun 2004, diamendapatkan beasiswa Chevening Award untuk belajar di Royal Holloway, University of Lon-don untuk belajar film dokumenter. Sebagai seorang scholarship hunter, Fuadi selalubersemangat melanjutkan sekolah dengan mencari beasiswa. Sampai sekarang, Fuadi telahmendapatkan 8 beasiswa untuk belajar di luar negeri. Penyuka fotografi ini pernah menjadiDirektur Komunikasi The Nature Conservancy, sebuah NGO konservasi internasional. Kini,Fuadi sibuk menulis, menjadi pembicara dan motivator, serta membangun yayasan sosialuntuk membantu pendidikan orang yang tidak mampu—Komunitas Menara. Penghargaanyang pernah diraih diantaranya adalah Nominasi Khatulistiwa Award 2010 dan Penulisdan Buku Fiksi Terfavorit 2010 versi Anugerah Pembaca PendahuluanNovel Ranah 3 Warna merupakan novel kedua dari trilogi Negeri 5 Menara. Cerita fiksiyang diambil dari kisah nyata penulis ini telah menjadi novel best seller yang diterbitkanKompas Gramedia pada tahun 2009. Kisah dalam novel ini banyak memberikan inspirasidan merupakan salah satu novel pembangun jiwa. Penulis menuliskan setiap bab dalamnovel ini dalam bahasa yang mudah dibaca dan sesuai dengan latar belakang penulis, yaitujurnalis. Hal itu membuat novel ini memiliki karakteristik tersendiri dalam Man Shabara Zhafira siapa yang bersabar maka dia akan beruntung’ merupakankonsep penulisan yang subjektif dan mengajak pembaca tanpa harus memaksa dengan kata-kata hiperbola yang berlebihan. Selain itu, penulis menampakkan jati dirinya sebagai orangMelayu melalui kalimat pantun asli Minangkabau yang banyak berserakan di lembaran bukuini. Sebuah paradoks ditemukan ketika berada di negara orang lain. Rasa nasionalisme yangmuncul berbeda dengan berada di negara sendiri yang tidak pernah berada di posisi kompleksitas masalah, cara pemecahan, dan penggambaran setting tempatberlangsungnya cerita disampaikan dengan baik dan menjadi nilai tambah buku kedua biladibandingkan dengan buku pertamanya, Negeri 5 PembahasanSeorang anak bernama Alif yang berasal dari Maninjau berhasil menyelesaikanpendidikannya di Pondok Madani. Dia belajar di Pondok Madani atas paksaan orang tuanyatetapi Alif bisa melaluinya dengan hasil yang memuaskan. Alif merupakan tokoh kuat dalamnovel pertama, Negeri 5 Menara dan novel kedua, Ranah 3 Warna. Cita-cita Alif belajar hingganegara Amerika terpupuk dengan baik hingga kelulusannya dari Pondok pengalaman dan pendidikan yang didapatnya di Pondok Madani, Alif berjuangkeras menggapai cita-citanya. Perjuangan Alif tidak semulus dan semudah yang harus berjuang keras mendapatkan ijazah persamaan karena latar belakangpendidikannya bukan berasal dari sekolah umum. Selain itu, Alif juga harus berjuang mati-matian selama 3 bulan untuk mendalami pelajaran selama 3 tahun di sekolah umum. 104, Vol. 5 No. 1, Juni 2012 102—106Berbekalkan nilai ujian persamaan ijazah, Alif memutuskan untuk mendaftar di jurusanHubungan Internasional, Unpad, dan mengubur keinginannya untuk bisa bersekolah dijurusan penerbangan, seperti Habibie. Alif mampu lulus UMPTN meskipun orang-orang dilingkungan sekitarnya, khususnya teman karibnya, Randai, meragukan keyakinan dan Alif di Bandung penuh dengan gejolak emosi. Mulai dari pertentangannyadengan mahasiswa senior karena pola pendidikan yang diterapkan tidak sesuai denganharapan dan keinginan Alif dan kawan-kawan, pertemuan dengan Bang Togar, mahasiswasenior majalah kampus Kutub, yang memberikan semangat untuk bisa menulis dalam harianumum nasional, pertemuan dengan Raisa, gadis yang tinggal di depan kostnya yang membuathati Alif terasa tentram dan sejuk, hingga pada kondisi ketika Alif disuruh pulang olehemaknya karena kesehatan ayahnya menurun. Padahal, surat sebelumnya mengabarkankeinginan emak dan ayahnya untuk bisa mengunjungi Alif di Bandung. Kondisi kesehatanayah Alif sempat membaik setibanya Alif di Maninjau. Namun ketika Alif memutuskanuntuk pulang ke Bandung, tiba-tiba kondisi ayah Alif ayahnya, Alif hanya memerlukan waktu satu pekan untuk tinggal hinggaakhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Bandung. Ancaman emak untuk tidakmeninggalkan kuliah membuat Alif memutuskan untuk mencari pekerjaan. Ia menjadi guruprivat, menjual barang katalog, dan memasarkan kain Minang. Ujian yang datang sepertinyatidak pernah berhenti. Alif dihadang dua orang yang hendak mengambil barang-barangdagangannya. Dalam kondisi yang lemah setelah seharian memasarkan barang jualan, Alifhanya pasrah ketika tas barang jualannya diambil. Ketika sampai di depan kost-an, Aliftidak sanggup menahan berat badannya dan seketika itu limbung tidak sadarkan Man Shabara Zhafira siapa yang bersabar maka dia akan beruntung’, menyuntiksemangat Alif setelah 3 minggu Alif terbaring lemas karena penyakit tifusnya. Alif harusmencari cara untuk bisa bertahan hidup di Bandung. Gemblengan yang diberikan oleh bangTogar untuk menyempurnakan teknik menulis Alif, mampu membuat Alif bertahan denganmenulis di surat kabar lokal bahkan sampai nasional melalui honor yang untuk pergi ke luar negeri tidak pernah pupus, Alif masih bersikukuh untuk bisasampai ke Amerika. Jalan itu terbuka ketika Alif bertemu dengan Asti dalam bis kota. Tanpadisangka-sangka, Alif bertemu dengan Randai dan Raisa dalam pendaftaran programtersebut. Alif mencoba menenangkan rasa canggung yang menghinggapi dirinya dan Randaidalam percakapan singkat mereka bersama Raisa. Pertemuan Alif dengan Randai dan Raisadalam tes tulis membuat persaingan memenangi program pertukaran tersebut menjadisemakin sengit. Alif bertekad untuk bisa memenangi program tersebut sebagai balasan diatidak berhasil masuk ITB dan akan membuat Raisa terkesan dengan hasil tes tulis pertama, ketiga orang tersebut lulus dan berhak masuk ke tahapanseleksi selanjutnya, yaitu tes kesenian tradisional. Namun, langkah Randai harus terhenti dites wawancara terakhir dan menyisakan Alif dan Raisa yang berhasil lolos dalam teskesehatan dan wawancara. Alif mendapat kelompok pembekalan dengan beberapa temandari berbagai daerah dan yang paling penting Alif sekelompok dengan Raisa, gadis yangdisukainya. Tiga bulan Alif habiskan untuk mempersiapkan diri tinggal di Quebec, dan kawan-kawan sampai di Montreal, Kanada, disambut oleh panitia di bandaradan dibawa ke penginapan YMCA, sebuah hostel di Rue de Trudeau. Alif mendapat homo-logue dari Quebec bernama Francois Pepin, tetapi harapan awal supaya bisa berbahasa inggrisdengan fasih musnah sudah, ternyata Franc, begitu biasanya dipanggil, tidak begitu fasihberbahasa kerja di Saint-Raymond sangat berkesan bagi Alif dan rekan-rekan. Yangbisa mencetak prestasi tertinggi akan diberikan piagam dan medali. Alif yang berpasangan 105 IRANI HOERONIS MENYIBAK PERJUANGAN MENGGAPAI MIMPI DAN CITA-CITA...dengan Patrick mendapat kesempatan kerja di Panti Jompo, tetapi Topo meminta Alif untukbertukar tempat karena Topo sedang melakukan penelitian tentang orang-orang lanjut pun bertukar tempat dan Alif bekerja di SRTV, stasiun televisi lokal bersama di Hotel de ville atau Balai Kota, mereka disambut oleh Walikota Saint-Raymond dan para orangtua angkat. Alif dan Franc mendapat orangtua angkat dari keluargaLepine, Ferdinand dan Madeleine. Keluarga Lepine merupakan keluarga yangmenyenangkan di mata Alif dan Franc. Mereka senang memasak dan kebersamaanmenciptakan kehangatan tersendiri. Cerita tentang referendum yang akan diselenggarakantiga bulan kemudian untuk membahas pemisahan Quebec dari Kanada menjadi salah satutopik terhangat yang dibicarakan saat makan malam peringatan perkawinan dan Franc mendapat jam siaran sendiri setiap minggu, khusus meliput kegiatanyang dilakukan para peserta program pertukaran Indonesia-Kanada di Saint-Raymond. Alifmemiliki tekad untuk bisa menjadikan referendum sebagai topik untuk memenangi berusaha keras untuk mendapatkan wawancara eksklusif dengan tokoh utama keduakubu, yaitu tokoh antiseparasi, Daniel Janvier dan tokoh proseparasi, Jacques Paquet. Hariyang bersejarah pun tiba ketika sebuah faks masuk menyampaikan kesediaan MonsieurJavier dari partai antiseparasi untuk diwawancara. Proses wawancara berjalan dengan lancardan mendapat respons yang sangat baik dari penonton, bahkan acara wawancara tersebutsampai diputar tiga itu, wawancara dengan seorang suku keturunan Indian asli, bernama LanceKatapatuk dari suku Algonquin Anishinabeg menjadi salah satu topik hangat yangdibicarakan warga Quebec. Banyak telepon dan surat masuk ke redaksi yang memintatayangan itu diputar ulang. Hal itu membuat Alif dan Franc semakin bersemangat untukmembuat acara-acara unik lainnya. Selanjutnya, mereka membuat liputan tentang kehidupanteman-teman Indonesia dan Kanada di tempat kerja masing-masing dan menggali interaksimereka dengan rekan dan lingkungan kerja masing-masing. Ada gejolak batin yang dirasakanAlif ketika Alif harus mewawancarai Raisa. Alif tidak bisa menyembunyikan perasaansukanya terhadap Raisa, dia harus mengendalikan perasaan grogi dan bersikap dingin yang melanda Quebec tidak menghalangi terlaksananya referendum yangdimenangkan oleh kubu proseparatis. Semua berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatanyang menimbulkan kekacauan. Di suatu pagi, Ferdinand mengajak Alif memancing di atasDanau Lac Sept-Iles yang sudah membeku. Pengalaman pertama Alif dan membangkitkankenangannya semasa di pondok Madani. Sesampainya di rumah, Alif bercerita mengenaikegemarannya memancing belut dan membuat seisi rumah terheran-heran dengan caraorang Indonesia memancing cerita tentang meriahnya perpisahan yang dibuat oleh anak-anak Indonesiadalam acara e Festival de la Culture et de la Gasrtonomie d’Indonesienne dan keberhasilan Alifmemenangkan medali bersama partner-nya? Apakah Alif berhasil memenangkan hati Raisadan mewujudkan mimpinya dapat hidup bersama dengan Raisa? Bagaimana dengan Randai?Bagaimana beratnya orang tua angkat Alif melepas Alif dengan Franc? Anda harus membacanovel ini yang mampu membangkitkan semangat berjuang untuk mempertahankan cita-cita dengan kesabaran dan PenutupPenokohan dalam cerita Ranah 3 Warna ini didominasi oleh empat tokoh. Alif sebagaitokoh utama, Raisa dan Randai sebagai tokoh yang mempengaruhi dan memotivasi 106 IRANI HOERONIS MENYIBAK PERJUANGAN MENGGAPAI MIMPI DAN CITA-CITA...kehidupan Alif. Randai adalah seorang Minangkabau yang dengan berbagai pantun dapatmenyegarkan suasana kehidupan Alif ketika berada di Kanada dan menjadi ksatria berpantunyang menebarkan lema melayu dalam buku 3 warna memberikan motivasi besar untuk mengejar mimpi dan cita-cita. Tidakhanya bermimpi tetapi kisah Alif juga mengajarkan cara meraih mimpi. Tidak cukup denganberusaha dengan sekuat tenaga tetapi juga dibarengi dengan kesabaran. Buku kedua inimampu menginspirasi pembaca, lebih hidup dan menarik dibandingkan dengan bukupertamanya. Pembaca tidak akan merasa bosan mengikuti alur cerita karena setiap bagiannyamenggambarkan latar yang berbeda. Alif mampu mewujudkan mimpi yang dipandangsebelah mata oleh teman-temannya dan mampu membuktikan eksistensi dankemampuannya terhadap orang-orang disekitarnya. Mantra Man Shabara Zhafira mampumewakili keseluruhan isi novel dan digambarkan dalam alur permasalahan yang dapatdiselesaikan oleh mantra tersebut dengan bertahan menghadapi segala macam yang diraih Alif, pada akhirnya menjadi bukti bagaimana Man Jadda Wajadadan Man Shabara Zhafira menjadi kunci motivasi utama dalam meraih mimpi dan cita-cita ditengah segala keterbatasan yang dimiliki Alif. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. November 2, 2018 Inspiratif 2,067 Views Senin, awal tahun ajaran baru. Sekolah baru. Kota baru. Ini adalah hari pertama aku masuk SMA sekaligus menjadi minggu pertama di kota ini. minggu lalu aku dan ibu baru pindahan rumah. Dan ini sudah yang ke-3 kalinya aku pindah rumah dan kota. Ibuku adalah seorang single parent, setelah bercerai dengan ayah karena KDRT setahun yang lalu. Ayahku seorang pemabuk dan krimanal, aku tidak tau kenapa ibu mimilih dia sebagai teman hidupnya. Aku kasian pada ibu. Sendirian mengurus aku dan adikku tanpa merasa lelah. Ibu bekerja sebagai buruh pabrik. Di kota sebelumnya dia harus putus kontrak kerja karena sering izin mengurus adikku yang sering sakit. Dan sekarang dia mendapatkan pekerjaan baru di salah satu pabrik di kota ini. mudah-mudahan dia bisa menjadi pegawai tetap di sana dan kita tidak harus pindah rumah lagi. Sebenarnya aku malas jika terus beradaptasi dengan lingkungan baru dan teman baru. Dan karena itu juga aku jadi tidak punya sahabat. Kemudian sekarang aku berniat untuk mencari pekerjaan sambilan untuk membantu ibu mencari uang. Selesai upacara kami pun segera masuk ke kelas masing-masing. Dan saat masuk kelas sudah ada Rainita di sana. “Hai, Almira. Sini!” panggil Rainita. Rainita adalah teman sebangku ku yang baru aku kenal sebelum upacara tadi pagi. Kami duduk dibarisan paling depan agar mudah menangkap pelajaran. Di sela-sela waktu sebelum pelajaran mulai karena guru belum datang kami banyak ngobrol. Aku bersyukur bisa satu bangku denganya. Nita orangnya sangat supel dan mudah bergaul jadi aku bisa cepat dekat denganya. “Nit, kamu ada info cari pekerjaan sambilan nggak?” tiba-tiba saja topik itu hinggap di sela obrolan kami yang ngalor ngidul itu. “Hmmm, kalau mau Nita punya paman yang punya tempat makan gitu, kamu bisa jadi pencuci piring atau pramusaji di sana. Paman biasanya buka restoran di sore hari sampai malam jadi kamu bisa selesai sekolah langsung kerja di sana cuma pasti bakal capek banget Mira.” Jawab Nita “Kalau mau nanti Nita antar ke sana pulang sekolah ya.” lanjutnya Pucuk dicinta ulam pun tiba, seperti mendapat durian runtuh aku mendapat kabar itu. Langsung saja aku ambil kesempatan itu. “Terima kasih Nit, kau baik banget padahal kita baru kenal” “Nyantai saja Mir, kita saling bantu saja.” Jawabnya sambil tersenyum. Guru pun sudah datang dan pelajaran segera di mulai. Aku sudah tidak sabar ingin segera menemui paman Nita dan bisa bekerja di sana. *** Dengan bantuan Nita akhirnya aku bisa bekerja di restoran pamannya yang berada di pusat kota. Memang restoranya setiap hari selalu ramai. Hari-hari sebagai pegawai restosan aku jalani sekarang. Awalnya ibu tidak setuju aku bekerja sambilan lebih baik fokus sekolah tapi aku memaksa agar bisa membantu ibu mencari uang. Awalnya aku memang kewalahan mengatur jadwal sekolah dan kerja tapi lama-lama aku mulai terbiasa dan kini aku sangat menikmatinya. Dan tak terasa 6 bulan aku jalani sekolah dan bekerja. Uang hasil bekerja aku tabung dan sebagian aku berikan dan ibu. Hingga suatu hari kondisi kesehatan ibu mulai menurun. Ia jadi jarang masuk kerja dan akhirnya kena PHK lagi dari perusahaannya. Kini akulah jadi tulang punggung keluarga. Ibu memang sudah tua dan kondisinya tidak lagi kuat seperti dulu untuk bekerja di pabrik. Dan akhirnya dengan tabungan hasil bekerjaku selama 6 bulan ini aku jadikan modal ibu untuk berjualan di depan rumah. Warung kecil-kecilan, lumayan untuk uang makan sehari-hari. *** Setahun kemudian keadaan ibu semakin memburuk, bolak-balik ibu masuk rumah sakit. Ibu terkena radang usus. Selama ini ibu jarang memperhatikan kondisi kesehatanya. Yang ia pikirkan hanya bagaimana membesarkan anak-anaknya menjadi anak yang sukses sampai ia tidak memperhatikan pola makanya sendiri hingga harus terkena radang usus. Aku dan adikku bekerja sama dalam mengurus ibu. Jika malam aku bekerja ibu di urus adik sambil menjaga warung. Dan akhirnya beberapa bulan kemudian ibu harus meninggal. Langit bagaikan runtuh mendengar kabar tersebut saat aku masih bekerja. Dalam telephone terdengar Rani dengan suara terisak mengabarkan bahwa ibu meninggal dunia. Aku pun meminta izin pada atasanku di restoran untuk pulang karena ibu meninggal. Dadaku bergedup kencang. Air mata pun meleleh tanpa bisa di tahan. Ibu. Apa yang harus aku lakukan tanpa ibu?. Air mata terus berderai mengiringi kepergian ibu. Aku dan adiku saling menguatkan diri menghadapi ini semua. Dan bertekad untuk menjadi anak yang bisa dibanggakan. *** Hari ini adalah hari kelulusan sekolah dan aku menjadi lulusan yang terbaik di sekolah. Sepeninggal ibu aku berniat untuk menjadi anak yang bisa membanggakan orang tua walaupun ibu sudah tiada dan aku persembahkan lulusan terbaik ini untuk ibu. Siang malam aku bekerja keras untuk bisa mendapatkan hasil ini. siang aku sekolah dan malam aku masih bekerja. Di sela-sela saat sepi pengunjung di restoran aku belajar agar bisa mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Air mata kembali meleleh saat mengingat ibu. Andai ibu masih ada, aku ingin melihat senyum ibu karena anaknya kini sudah lulus dengan nilai terbaik dan aku pun mendapatkan beasiswa untuk kuliah di universitas terbaik di kota ini. Setelah kuliah mungkin aku tidak dapat bekerja lagi di restoran karena jadwal kuliah yang bisa sampai sore tapi penghasilan dari warung yang di kelola oleh adikku sudah lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari belum lagi aku masih ada tabungan dari bekerja selama 3 tahun kemarin. Keterpurukan membuat kami kuat dan bisa menghadapi segala masalah. Aku beruntung punya ibu yang kuat yang mengajarkan kami arti kesabaran dan bisa bertahan hidup dalam kesulitan. Dan adikku pun sekarang tumbuh menjadi anak laki-laki yang kuat. Jika dulu dia sering sakit-sakitan tapi kini tubuhnya di tempa menjadi anak yang tangguh. Warung yang dulu kecil sekarang kami menyewa tempat yang lebih besar untuk di jadikan warung grosir sekaligus rumah untuk kami tinggali dan kami juga mempekerjakan seorang karyawan untuk mengurus warung itu. Karena adikku siang masih harus sekolah dan sorenya baru dia bisa mengelola warung. Kini adikku sudah kelas 2 SMA tapi dia sudah belajar cara berbisnis dan rencana setelah lulus SMA dia akan mengambil kuliah jurusan bisnis untuk memantapkan lagi usahanya Sedangkan aku selesai kuliah berencana ingin menjadi guru sambil mencari beasiswa juga untuk ngambil kuliah S2 dan menjadi dosen. Aku ingin bisa bermanfaat untuk anak-anak generasi selanjutnya dan bisa menghasilkan generasi-generasi yang tangguh nantinya. THE END Baca juga ANAK MENJADI JALAN HIJRAH Sebuah kisah nyata Ini adalah pengalaman seorang ibu yang memilik 2 anak. Pernah tidak ibu-ibu …

cerpen tentang perjuangan meraih mimpi